Permasalahan Spear Part Di Perkebunan Kelapa Sawit

 https://pernando413.blogspot.com/2021/10/permasalahan-spear-part-di-perkebunan.html

Hi.. sobat kali ini saya akan membahas permasalahan mengenai spare part di perkebunan kelapa sawit, kita boleh share atau saling bertukar info, bila ada yang berbeda untuk menambah pengetahuan maupun untuk melakukan perbaikan.

Adapun beberapa permasalahan seperti:

1. Kualitas spare part tidak sesuai dengan yang di inginkan di lapangan

Sering sekali terdapat sparepart tidak sesuai seperti yang di inginkan di lapangan, seperti keinginan bengkel. Terkadang banyak spear part pengganti pada unit tertentu, namun dari segi kualitas kurang baik. Aturannya bisa di perkirakan spear part tersebut bisa di ganti 2 atau 3 kali setahun, dengan kualitas yang tidak baik bisa menjadi 6 atau 7 kali dalam setahun. Sehingga hal ini akan membuat biaya spear part dan biaya perbaikan akan menjadi besar.

Ada beberapa spare part yang sering mengalami kerusakan pada unit-unit di perkebunan, seperti bearing, seal dan lainnya. Hal ini mungkin untuk management sebagian lebih memperhatikan biaya spear part tersebut. Sehingga sering sekali yang datang tidak sesuai dengan yang di order, melainkan persamaan yang memiliki kualitas yang jauh dari yang di harapkan.

2. Prioritas order spare part belum terlaksana

Ketika melakukan pengorderan spear part, sering sekali pihak bengkel telah membuat orderan sesuai dengan penjadwalan perbaikan yang dilakukan. Dari hasil analisa di lapangan dan sudah di jadwalkan kebutuhan spear part yang menjadi prioritas sehingga untuk mengurangi lama perbaikan maupun breakdown.

Hal ini di lakukan pihak bengkel agar perbaikan pada unit mana yang utama dan mana yang masih dapat di operasikan dalam jangka lama. Dengan seperti itu pihak bengkel melakukan orderan dengan membuat catatan untuk perbaikan prioritas. Namun hal ini tidak bisa berjalan dengan baik, terkadang banyak orderan yang terbengkalai.

3. Spare part lama datang

Pengorderan dengan menganalisan kebutuhan service bulanan, dengan melakukan order spearpart. Juga melakukan pengorderan komponen unit yang sering di ganti, namun sering kali terjadi spear part yang di order lama sekali datang. Bisa spear part datang hingga lamanya 3 bulan dan bahkan hinga 6 bulan atau lebih. Ini memang merupakan suatu kendala yang sering terjadi. 

Pihak managemen sering mengumpulkan semua permintaan dari kebun, dengan sekali kirim dalam waktu yang lama, hal ini di lakukan untuk meringankan biaya pengiriman barang dari pihak ekspedisi. Bukan melihat kebutuhan yang sangat di perlukan oleh pihak bengkel di lapangan.

4. Sering terjadi kesalahan antara spare part yang di pesan dengan spare part yang datang

Kesalahan pengiriman sudah tidak asing lagi, sangat sering terjadi apalagi pengorderan dalam jumlah banyak, terkadang kesalahan no part yang datang tidak sesuai kebutuhan dan akhirnya tidak bisa di gunakan, terkadang jumlahnya tidak sesuai, misalnya kita order kebutuhannya 10 malah yang datang 5 Pcs. 

Untuk spear part kadang - kadang tidak bisa di kembalikan namun ada juga yang bisa di kembalikan untuk di lakukan penggantian. Namun hal ini akan memakan waktu yang cukup lama untuk di proses. Sehingga untuk spear part yang salah dan tidak bisa di pergunakan dan tidak bisa di kembalikan akan menambah stok gudang dengan spear part yang tidak berguna. Hal ini akan menambah stock dan menunggu kebun lain bila membutuhkan atau adanya unit yang sesuai dengan stock spear part tersebut.

5. Stock gudang tidak sesuai kebutuhan

Seperti telah di bahas sebelumnya, dengan banyaknya stock spear part di gudang tidak jadi jaminan unit akan termaintenance dengan baik, sebab banyak stock salah order atau stok yang datang terkadang bukan stock yang sangat di butuhkan. Sering sekali hal ini menjadi permasalahan, banyak stok yang mengendap di gudang hingga bertahun-tahun, hal ini di sebabkan kurang sinkronisasi antara bengkel dengan pihak purchasing di kantor wilayah maupun di kantor pusat.

Catatan:
Sebagai solusi untuk meminimalkan permasalahan tersebut, di perlukan kerjasama antara petugas gudang dengan pihak bengkel atau teknik. Pihak gudang di perlukan secara aktif melaporkan ke pihak teknik jika stock spearpart telah mencapai jumlah yang tersedia. 

Biasanya jumlah spearpart di gudang dalam satu jenis minimal 10 Pcs. Juga pihak teknik harus aktif melakukan pemeriksaan stock spear part dan aktif berkomunikasi dengan pihak purchasing di kantor wilayah maupun kantor pusat.