Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

 https://pernando413.blogspot.com/2021/07/pengolahan-limbah-cair-pabrik-kelapa.html

Limbah padat

Limbah padat yang dihasilkan pabrik kelapa sawit dari proses produksi dan pemanfaatannya adalah sebagai berikut :

* Serabut atau Fiber
Serabut atau fiber yang didapatkan dari stasiun pengepresan setelah proses pengepresan dimanfaatkan langsung sebagai bahan bakar Boiler, yang merupakan sumber utama pembangkit tenaga listrik di pabrik.

* Cangkang atau shell
Cangkang atau shell yang dimaksud disini adalah pecahan dari cangkang utuh buah sawit yang didapatkan juga dari stasiun pengepresan setelah proses pengepresan. Limbah ini juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar Boiler.

* Sludge
Limbah padat disini dihasilkan dari proses pemisahan pasir yang terkandung dalam minyak pada Sandtrap. Limbah padat tersebut berupa padatan pasir, yang kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk.

Limbah cair

Limbah cair yang dimaksud disini adalah hasil buangan sisa akhir dari proses produksi. Pemanfaatannya, limbah dialirkan ke kolam-kolam penetralisasi limbah dari zat-zat yang berbahaya. Pada kolam pertama masih dilakukan penyaringan minyak sawit mentah yang masih terkandung dalam limbah tersebut yang kemudian dialirkan kembali ke proses penyaringan minyak setelah mengalami pengepresan.

Sedangkan limbah cair yang berada di kolam pertama tadi dialirkan ke kolam kedua dan seterusnya sampai ke kolam 6 untuk mengalami proses penetralisasian. Untuk hasil akhir dari pengolahan limbah cair ini dimanfaatkan sebagai pupuk pada land application atau lahan percobaan.
Dalam penanggulangan limbah cair pada pabrik sawit terdapat kolam buatan ini terdiri dari :

Kolam Fat Pit
Pada kolam ini terdapat 6 tingkat pengutipan dengan tujuan untuk penampungan sementara lossis minyak hasil dari pengolahan dan pengutipan kembali minyak yang ikut terbuang. Kolam Fat Pit ini menampung sisa hasil olahan dari proses pemurnian yang berupa air kondensat atau rebusan, air buangan klarifikasi, dan air buangan hydrocyclone.

Dalam kolam ini terjadi proses pemisahan antara minyak dengan kotoran dan air hasil pengolahan sebelumnya. Prinsip kerja yang terjadi pada kolam ini yakni bahwa pemisahan karena perbedaan berat jenis dari minyak dengan kotoran dan air dengan bantuan pemanasan yang dialirkan ke bagian bawah kolam untuk menjaga suhu kolam agar tetap panas.

Minyak yang mempunyai massa jenis paling rendah akan berada di bagian paling atas, dan dengan penambahan volume secara berkelanjutan menyebabkan minyak akan mengalir ke kolam selanjutnya dan terjadi secara terus-menerus. Pada bagian selanjutnya bak Fat Pit dipasang pipa pengeluaran ke Deoling Pond untuk mengalirkan cairan yang mengandung sedikit minyak ke kolam limbah. Lapisan minyak yang terdapat di permukaan dari tiap-tiap ruangan pada akhir pengolahan akan di kutip dan dialirkan ke pompa untuk seanjutnya ke pabrik untuk diolah kembali.

Kolam Cooling Pond
Sebelum limbah dibuang ke kolam limbah maka harus dilakukan pendinginan. Hal ini bertujuan untuk menurunkan suhu limbah yang masih terlalu tinggi yang dapat membunuh mikroflora yang terdapat pada kolam limbah jika langsung dibuang ke kolam limbah. Pada kolam ini juga terdapat aktivitas pengutipan minyak yang masih ada pada kolam ini.

Mixing Pond
Mixing pond digunakan untuk pencampuran limbah dengan limbah anorganik dengan tujuan bakteri yang telah aktif pada kolam anaerobik dapat bercampur dengan limbah dari kolam pendingin sehingga proses pengaktifan bakteri lebih cepat.

Kolam Limbah
Kolam limbah yang digunakan untuk pengolahan limbah PKS yang pernah bekerja, sebanyak 4 kolam anaerobic pond. Limbah yang berasal dari mixing pond disalurkan pipa secara under flow ke anaerobic pond pada kolam 3, 4, 5, dan dari anaerobic pond kolam 5 disalurkan menuju anaerobic pond kolam 6. Effluent pound pada PKS Suayap memiliki dimensi p = 90 m, l = 70 m, dan tinggi = 6 m dengan volume rata-rata 37.800m3.

Retention time atau waktu yang dibutuhkan limbah untuk didiamkan guna mendapatkan metan dan dapat terbiodegradasi adalah 70 hari. Limbah cairan ini mempunyai karakteristik asam dengan pH 4-4,5 dengan suhu 70-800C. Jenis bakteri anaerob yang digunakan adalah meetanogenik. Di kolam anaerobik nilai BOD akan diturunkan berkisar antara 3500-5000 mg/l dengan PH >7.

Limbah gas

Gas ataupun partikel merupakan limbah yang dapat menjadi polutan bagi udara. Limbah gas yang dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit merupakan limbah yang dapat berasal dari boiler maupun gas yang berasal dari proses lain.

Tidak terdapat pengelolaan khusus terdapat limbah gas yang dihasilkan, akan tetapi secara berkala dilakukan pemantauan oleh pihak yang berkaitan dengan lingkungan terhadap limbah gas yang dihasilkan sehingga kualitas udara di sekitar pabrik dapat tetap terjaga.