Pengendalian Kualitas Minyak Sawit Yang Baik

 https://pernando413.blogspot.com/2021/07/pengendalian-kualitas-minyak-sawit-yang.html

Pelaksanaan proses pada suatu perusahaan seharusnya memiliki standar operasi yang diperlukan untuk memantau jalannya proses serta adanya kesalahan dalam proses tersebut yang dapat mempengaruhi hasil produk akhir. 

Kualitas barang atau jasa dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan dengan:
1. Seperti desain
2. Operasi produksi atau jasa
3. Pemeliharaannya.

Pada pabrik pengolahan minyak kelapa sawit, pengendalian kualitas menjadi sesuatu yang teramat penting karena akan menentukan realibilitas konsumen dan secara internal akan dapat diketahui kinerja dari keseluruhan bagian dalam pabrik.

Pengendalian kualitas dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku, proses, CPO. Pengendalian kualitas bahan baku yaitu dengan memeriksa tandan buah segar (TBS) yang diterima dengan cara pengambilan sampel acak dari truk pengangkut TBS berdasarkan afdeling atau asal kebunnya. Pengambilan sampel atau grading bertujuan untuk mengetahui kualitas TBS yang akan diolah berdasarkan tingkat kematangannya, karena akan mempengaruhi kualitas CPO yang dihasilkan, terutama pada kandungan free fatty acid-nya.

Data yang diperoleh dari grading berupa jumlah buah yang yang di-grading dan prosentase untuk masing-masing kategori TBS yang diambil sebagai sampel. Kategori TBS yang dimaksud yaitu meliputi buah matang ( ripe ), buah entah (un ripe ), buah mengkal ( under ripe ), buah lewat matang ( over ripe ), tandan kosong ( empty bunch ), buah busuk ( rotten bunch ), tangkai panjang ( long stalk ), buah kastrasi atau prapanen, buah abnormal ( parthenocarpy ), buah sakit, brondolan ( loose fruit ), dan kotoran atau sampah ( dirt ).
    
Pada pengendalian kualitas proses, kinerja mesin dan peralatan akan menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Efisiensi mesin dan peralatan juga perlu diperhatikan mengingat sekecil apapun angka kehilangan produk yang ditimbulkan oleh mesin dan peralatan selama proses merupakan suatu kerugian bagi perusahaan. Kontrol perlu dilakukan secara berkala untuk mengetahui kinerja mesin dan peralatan serta untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan jika terjadi penurunan kinerja ataupun kegagalan pada mesin dan peralatan.

Kontrol yang dilakukan selama proses meliputi kontrol pada mesin press, sand trap tank, vacuum dryer, crude oil tank, sludge oil tank, dan continous settling tank (CST). Selain itu, terdapat standar yang ditetapkan untuk kehilangan minyak atau CPO (oil losses) selama proses yang dikontrol pada beberapa titik yaitu pada stasiun perebusan, stasiun digester dan press, serta final effluent. Potensi kehilangan juga tidak hanya terjadi pada proses pengolahan CPO, akan tetapi juga pada stasiun kernel yaitu pada beberapa mesin seperti fibre cyclone, LTDS 1 dan 2, serta claybath.

Pemantauan pada hasil akhir dilakukan dengan pengambilan sampel secara berkala pada beberapa titik seperti pada saat proses produksi, tempat penyimpanan ( storage tank ), dan pengiriman atau despatch CPO yang dilakukan oleh sample boy. Analisis dilakukan terhadap beberapa kandungan yang terdapat dalam CPO, yaitu free fatty acid ( FFA ), kadar air ( moisture ), dan kotoran ( dirt ) di laboratorium dengan prosedur yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh analis untuk selanjutnya dibuat laporan.

Selain melakukan kontrol terhadap CPO, kontrol juga diperlukan terhadap beberapa fasilitas yang menunjang jalannya proses seperti water treatment plant dan boiler. Air yang digunakan selama proses berasal dari air sungai yang harus diolah terlebih dahulu sehingga memenuhi persyaratan.

Penggunaan air yang tidak memenuhi kriteria akan mengganggu jalannya proses terutama kebutuhan air untuk boiler yang merupakan pembangkit energi. Terdapat beberapa parameter yang perlu diperhatikan untuk air yang digunakan pada boiler yaitu pH, total dissolved solid ( TDS ), conductivity, P.alkali, M.alkali, O.alkali, total hardness, sulfit, fosfat, iron¸ serta silika.