Alat-Alat Pengaman Stasiun Kamar Mesin

https://pernando413.blogspot.com/2021/03/alat-alat-pengaman-stasiun-kamar-mesin.html

Turbine

Alat pengaman turbine atau turbo alternator adalah:
1.Thermometer

2.Manometer

3.Rpm Meter

4.Governor

5.Overspeed control valve 

6.Speed reducer

7.Automatic voltage regulator.

Genset

Alat pengaman genset adalah:
1.Pompa air pendingin mesin

2.Radiator

3.Oil filter

4.Fuel filter

5.Water filter

6.Automatic voltage regulator

Pengoperasian Stasiun Kamar Mesin

Turbine
Cara menjalankan genset turbin adalah:
1.Perhatikan tekanan steam atau uap yang tersedia.

2.Periksa kondisi dan volume olie pelumas gearbox turbine dan gearbox unit governor (oli turbo T-68).

3.Perhatikan kebocoran-kebocoran yang mungkin ada pada instalasi pelumas.

4.Buka katup olie pelumas turbin wheel.

5.Lakukan pemompaan olie pelumas (manual atau dengan pompa motor listrik).

6.Pastikan governor speed control bekerja dengan baik.

7.Buka katup-katup pembuangan.

8.Buka katup aliran uap sisa ke Back Pressure Vessel.

9.Buka katup emergency masukan uap kerja turbin dan lakukan uji coba secara manual terhadap katup emergency putaran lebih (over speed).

10.Buka katup utama aliran uap atau steam ke turbin secara perlahan dengan tetap memperhatikan putaran (sampai mencapai putaran 5000 rpm) dan getaran (fibrasi).

11.Jika tidak ada hal-hal yang meragukan, hubungkan switch alternator.

12.Perhatikan keseimbangan tegangan (380 Volt) setiap phase RST (perbedaan tegangan antar phase maksimum 1%) dengan frequensi 50 Hz.

13.Turbin siap untuk dibebani.

14.Sebelum melakukan sinkronisasi dengan genset lainnya, perhatikan persyaratan.

15.Sinkronisasi (paralel) mesin pembangkit listrik yang mutlak harus dipenuhi yaitu:
*Tegangan kerja masing-masing pembangkit harus sama (380 V).
*Frequency masing-masing pembangkit harus sama (50 Hz).
*Urutan phase masing-masing pembangkit harus sama.

Pengawasan selama operasi
1.Beban operasi tidak melebihi 90% beban maximum.

2.Awasi fluktuasi tekanan uap kerja.

3.Segera lakukan sinkronisasi dengan diesel genset untuk membantu jiak tekanan uap kerja turbin turun di bawah 17 kg/cm2 pada beban maximum (88% kapasitas nominal pembangkit).

4.Perhatikan frequensi kerja turbin untuk tetap pada frequensi normal (50HZ).

5.Lakukan pembuangan air kondensate untuk priode tertentu dengan tetap memperhatikan tekanan uap kerja turbin.

6.Perhatikan indikator tekanan pelumas turbin dan temperatur speed reducer guna memastikan seluruh sistim kerja turbin beroperasi.

Menghentikan Operasi Turbin Uap
1.Perhatikan beban pengolahan melalui Ampere beban setiap MCC (Motor Control Centre) dan PDB (panel distribution board) yang ada pada panel utama.

2.Putuskan hubungan beban secara bertahap untuk setiap stasiun pengolahan melalui circuit breaker (cb atau pemutus daya) dengan memperhatikan kondisi pengolahan (pemutusan beban selalu dimulai  dari stasiun terdepan , loading ramp, dan seterusnya).

3.Perhatikan frequensi kerja turbin, tetap awasi agar tidak terjadi over speed sehubungan dengan pemutusan beban. Jangan lakukan pemutusan beban secara serentak untuk seluruh stasiun, karena hal ini akan berpengaruh terhadap putaran kerja turbin (over speed).

4.Operasikan diesel genset terhadap turbin genset dan sinkron (paralel).

5.Setelah beban diputus dengan membuka circuit untuk masing-masing MCC dan PDB, putuskan hubungan supply turbin genset ke panel utama melaui Armature Circuit Breaker (ACB) turbine.

6.Lepas switch operasi alternator turbin (alternator off).

7.Buka katup-katup pembuangan air condensate dan tutup secara perlahan katup utama masukan steam ke turbin sampai tertutup dengan sempurna.

8.Kembalikan posisi switch governor contrl ke posisi idle (stop).

9.Buka katup instalasi pelepasan uap pada Back Pressure Steam Reciever.

10.Tutup katup instalasi uap bekas ke Back Pressure Steam Reciever.

Genset

Pengoperasian Diesel Generating Set.
1. Perhatikan persediaan BBM.

2. Periksa cable battere ke starter motor.

3. Circuit Breaker posisi OFF.

4. Periksa level oli, harus posisi H.

5. Periksa jadwal perawatan rutin penggantian oli dan filter.

6. Periksa posisi air pendingin.

7. Pastikan switdh mesin pengatur pada posisi idle (putaran rendah).

8. Lakukan start mesin.

9. Jangan menstart mesin lebih dari 30 detik secara terus menerus karena hal ini dapat merusak motor starter dan accu.

10. Jika mesin tidak dapat hidup pada 30 detik pertama, tunggu 2-3 menit sebelum mengulangi start kembali.

11. Setelah mesin hidup, biarkan mesin beroperasi dalam putaran rendah untuk beberapa saat guna membentuk lapisan pelumas olie antara as dan bearing dan antara piston dan dinding silinder.

12. Pindah switch pengatur putaran dari posisi idle ke posisi run.

Pengawasan Selama Operasi.
1. Perhatikan beban operasi tidak melebihi 85% - 90% beban maksimum.

2. Perhatikan persediaan BBM solar cukup selama jam-jam operasi itu.

3. Perhatikan dan laporkan kebocoran pada bagian-bagian:
*Instalasi supply BBM.
*Radiator dan instalasi air pendingin.
*Mesin atau engine.

4. Pertahankan putaran pada 1500 RPM dan pada 50 Hz pada beban penuh.

5. Perhatikan suhu air pendingin maksimal 75 0C .

6. Segera hentikan mesin jika terjadi fluktuasi putaran mesin (hunting) dengan terlebih dahulu melakukan pemutusan hubungan beban secara bertahap.

Menghentikan Operasi Diesel Genset
1. Kurangi beban - beban terhubung dengan memutus hubungan CB secara bertahap.

2. Pindahkan switch pengontrol putaran dari putaran tinggi ke putaran rendah biarkan dalam waktu 3-5 menit.

3. Karena di turbo charger terdapat bearing dan seal yang paling terkena pengaruh panas dari gas buang atau bekas. Pada saat mesin beroperasi panas ioni diserap oleh oli yang beredar  dan jika mesin dimatikan secara tiba-tiba, maka suhu pada turbo charger akan bertambah sekitar 38 0C. Panas ini akan merusakkan bearing dan seal 

4. Jangan menjalankan mesin pada putaran rendah lebih dari 5 menit, karena ini dapat mengurangi suhu di ruang pembakaran yang menyebabkan terjadinya endapan arang.