Operasional Stasiun Boiler
Pengoperasian Boiler Pabrik Kelapa Sawit
a. Pemeriksaan sebelum pengoperasian
Sebelum melakukan pengoperasian boiler perlu dilakukan pemeriksaan dan persiapan sebagai berikut:
* Periksa level air pada glass penduga kira-kira 1” diatas level normal dan periksa level tersebut dengan membuka dan menutup drain valve.
* Periksa bahwa semua kunci-kunci valve blowdown dan valve drain pada posisinya.
* Buka air vent valve upper drum dan drain superheater.
* Test main valve dan auxiliary feed water line dengan mengalirkan air kedalam boiler melalui masing-masing line.
* Periksa access door (pintu pembantu) pada boiler dalam keadaan tertutup.
* Periksa steam valve, water valve dan pressure gauge dapat bekerja.
*Periksa pengoperasiaan fan, dumper harus ditutup sewaktu start fan.
b.Start Boiler
Apabila periode persiapan telah selesai, maka start boiler dapat dilakukan.
*Letakkan bahan bakar diatas grate dan nyalakan dengan tangan, tidak dibolehkan menambah dengan suatu bahan yang mudah menyala sperti bensin, solar atau minyak lainnya.
*Jika nyalanya sudah cukup stabil, jalankan Forcet Draft Fan (FDF) dengan damper posisi tertutup pada saat start dan jalankan feeding bahan bakar seluruhnya.
* Jalankan Induced Draft Fan (IDF) setelah api dalam dapur sempurna pembakarannya. IDF damper harus tertutup saat start untuk mencegah over load.
* Tutup air vent dan buka perlahan superheater drain dan perhatikan suhu superheater.
* Naikkan tekanan boiler secara perlahan dengan memperhatikan tingkat-tingkat variasi tekanan dan suhu sebagai berikut:
0 – 3 bar = 0.3 bar/min
3 – 10 bar = 1.0 bar/min
10 – 24 bar = 1.5 bar/min
* Check dan test water level gauge.
* Bilamana tekanan pengoperasiaan telah tercapai, jalankan secondary forcet draft fan. Buka semua steam traps dan drain valve pada pemipaan uap ke engine room . Buka main stop valve sedikit untuk memanaskan perpipaan, setelah cukup panas buka perlahan-lahan sampai terbuka penuh. Check level air, jika level air lebih lakukan blowdown untuk mencegah carry over. Superheater air vent dan drain valve dapat ditutup jika beban steam sudah lebih dari 50%.
* Check level air setelah penyuplaian steam ke proses dan jalankan feed water pump bila level air turun ke level air normal.
* Superheater drain harus dibuka sedikit jika beban steam lebih kecil dari 50% untuk mencegah overheating pada superheater.
c. Kontrol yang dilakukan selama operasi normal adalah:
- Jika konsumsi steam berfluktuasi, pengoperasian dapat dikontrol dengan feeding bahan bakar.
- Jika fluktuasi beban serius, control dilakukan dengan supplay udara dari FDF dan feeding bahan bakar.
- Level air dalam drum harus selalu diperiksa dan harus dilakukan sebelum adanya bunyi alarm.
Pemeriksaan water gauge level sangat penting dalam pengoperasian boiler dan jika ada keraguan level dari gauge glass, boiler harus di shut down.
Sebab-Sebab Peledakan Boiler
Peledakan boiler dapat disebabkan oleh :
1. Material dari boiler
*Kualitas material boiler yang kurang baik dan standart
*Usia dari boiler
2. Kontruksi boiler yang salah
*Desain boiler yang salah
*Jenis sambungan atau pengelasan yang salah.
3. Air umpan boiler Alat
a.Alat pengatur level air tidak bekerja
* Float switch:
-Pelampung kotor
-Control floatles tidak bekerja
-Bar atau stick pelampung bengkok.
* Sistem electrode:
-Endapan atau karatan sehingga terjadi Hubungan pendek antar electrode.
-Ketahanan elektroda terhadap panas boiler
-Permukaan elektroda kotor sehingga mengurangi sensitivitasnya.
b.Perawatan dari gelas penduga yang kurang benar
*Fungsi dari gelas pedoman tidak bekerja dengan baik
*Tersumbat oleh kotoran
*Pipa atau cock penghubung tersumbat oleh kerak atau kotor
*Gelas pedoman pecah.
c.Kesalahan pemasangan peralatan pipa penyalur air
*Kesalahan desain pemimpaan
*Sambungan tunion, socket atau sekrup
*Kemiringan pipa.
d.Kesalahan desain fasilitas sistem aliran air
*Batas ketinggian air pada tank air pengisi
*Batas ketinggian air pada dearator
*Diameter pipa air pengisi.
e.Gangguan pada pompa air pengisi
*Karena jumlah air di tangki tidak cukup
*Paking pompa pengisi kurang rapat
*Banyak kotoran, endapan pada air pengisi
*Perawatan pompa.
f.Gangguan pada kabel listrik yang kurang baik
*Ketahanan isolasi kawat listrik menurun.
*Isolasi kawat elektroda terkupas.
*Kawat elektroda salah “ ground “ yang menyebabkan hubungan pendek.
g.Arus induksi
Kesalahan kerja kabel listrik:
*Bila kawat listrik tegangan rendah terpisah dengan kawat listrik tegangan tinggi akan mengakibatkan arus induksi
*Ketika melakukan pengelasan, bumi di jadikan sebagai “ground”
4. Pemeriksaan yang kurang lengkap
Pemeriksaan yang dilakukan pada sewaktu ketel uap berada di pabrik pembuat, pemeriksaan Yang meliputi :
*Merusak
*Tidak merusak
*Hidrostatik test
P < 5 Kg/cm2 2 X P (P = Tekanan Kerja)
P > 5 & P < 10 Kg/cm2 5 + P
P > 10Kg/cm2 1,5 P
*Steam Test
5.Peralatan safety
*Peralatan safety tidak berfungsi dengan baik.
*Perawatan peralatan yang tidak baik.
*Tidak adanya Kalibrasi terhadap peralatan safety.
6. Pengoperasian dan perawatan yang kurang baik
Hal yang harus di perhatikan dalam pelayanan atau perawatan ketel uap:
*Supply air jangan sampai boiler kekurangan air.
*Peledakan gas di ruang pembakaran:
Tiga faktor penyebab terjadinya peledakannya:
-Adanya CO didalam dapur dan pada saluran gas buang
-Perbandingan udara denga CO berada pada batas peledakan
-Adanya percikan api
*Terlalu banyak udara pembakaran
-Menyebabkan nyala api pendek
-Membuat suara resonansi
-Ketel uap bergetar tinggi
-Keluar asap putih
*Jika ketel uap kekurangan udara:
-Ketel uap bergetar tinggi
-Keluar asap hitam
-Membentuk gas CO, Co dapat meledak pada saluran gas atau cerobong.
*Jika ketel uap kekurangan udara:
-Ketel uap bergetar tinggi
-Keluar asap hitam
-Membentuk gas CO, Co dapat meledak pada saluran gas atau cerobong.
*Gangguan pada timer purge:
-Kesalahan setting timer purge
-Timer macet gangguan fungsi mekanik
-Program cam timer
-Posisi cam yang salah
-Arah frekuensi yang salah
-Timer tipe heater (safety switch heater), kawat matrial heater putus.
*Tidak cukup energi untuk menyalakan percikan api atau menyalakan gas.
*Pembakar pemandu (pilot burner):
-Tekanan gas terlalu rendah
-Kelebihan atau kekurangan udara
-Kalor gas tidak cukup.
*Arah penyalaan percikan api
-Jarak elektroda tidak cukup
-Isolasi listrik untuk elecktroda tidak baik
*Gas penyalaan kosong
*Alat pengatur pembuang gas menutup.
Kesalahan pengoperasian, lupa menutup alat pengatur saluran gas buang dan tidak menggunakan safety limiter.
*Ketahan isolasi listrik menurun:
-Hubungan pendek kawat listrik, gambar 1 dan 2.
-Kawat listrik bergesekan bagian dari sudut pelat baja.
-Isolasi kawat listrik terbakar karena arus listrik yang berlebihan.
*Suplai udara dengan alat pengatur
-Alat pengatur udara bengkok karena adanya goncangan-goncangan.
-Rangkaian alat pengatur tidak tersambung
-Baut dan mur (nut) lepas.
*Kesalahan pengoperasian uap assist:
-Katup regulator uap mengalami gangguan
-Katup pengontrol tekanan uap mengalami gangguan
-Suplai air kondensat bersamaan dengan suplai uap assist (Penangkap uap mengalami gangguan)
-Kelelahan dari mtertutup kotoran
-Kesalahan pengopeixer
-Saringan uap.
*Pengoperasian udara assist:
-Adanya gangguan pada kompressor udara
-Air kondensat bercampur dengan udara
-Saringan udara tertutup kotoran
-Kapasitas kompressor udara tidak memadai
-Diameter pipa udara tidak memadai.
*Kebocoran gas dari pipa-pipa penyalur gas
*Pipa-pipa penyalur gas tidak terawat
*Nosel pembakar tidak bersih
*Kedudukan pembakar kurang kuat
*kebakaran yang terjadi diluar badan ketel:
-Kebocoran pipa penyalur minyak, gas.
-Kesalahan pemasangn ketel uap, pondasi goyah.
-Ventilasi (peredaran atau pertukaran) udara pada ruang ketel uap tidak baik.
-Saluran pembuangan gas bocor dan gas-gasnya masuk keruangan ketel uap.
7. Human error atau faktor kesalahan manusia
Kelalaian merupakan permasalahan yang paling tinggi sampai mencapai 75% kerusakan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.