Teori Dasar Kelistrikan Teknik Mesin - Pengukuran Listrik

1. Alat - Alat Pengukuran Listrik

Untuk mengetahui dan mendiagnosa masalah - masalah didalam sistem kelistrikan, dibutuhkan alat-alat yang sesuai dengan tipe pengukurannya. Alat - alat tersebut adalah Voltmeter, Ammeter dan Ohm meter.

2. Volt Meter

Volt meter digunakan untuk mengukur perbedaan potensial didalam suatu rangkaian dengan satuan volt. Dipasang secara pararel dengan sumber yang akan diukurnya, didalam volt meter tersebut terdapat coil yang sangat kecil dan sensitif, sehingga arus yang mengalir harus dibatasi.

Volt meter ini juga menggunakan tahanan yang cukup tinggi dan dipasang secara seri dengan coilnya. Skala volt meter ini dapat dikalibrasi untuk mendapatkan pembacaan yang akurat.

3. Ammeter

Ammeter digunakan untuk mengukur jumlah arus yang mengalir didalam rangkaian dengan satuan ampere. Ada dua tipe ammeter ini yaitu:

* Shunt Ammeter

Dipasang secara seri dengan beban yang akan diukur, jangan menghubungkan secara pararel karena akan merusak alat tersebut.

Cara penggunaannya dengan memutuskan hubungan sirkuitnya dari beban yang terpasang dan menghubungkannya dengan shunt ammeter secara seri, sehingga terbaca arus yang mengalir kesirkuit melalui shunt ammeter tersebut.

https://pernando413.blogspot.com/2020/12/teori-dasar-kelistrikan-teknik-mesin_25.html

* Tong Ammeter atau Camp on

Metode pengukuran dengan cara mengukur kekuatan medan magnetnya disekeliling konduktor yang dialiri arus. Keuntungannya dengan memakai alat ini adalah pengukuran arus dapat dilakukan tanpa memutuskan rangkaiannya, yaitu dengan cara menjepit tong ammeter ini ke konduktor maka arus yang mengalir akan terbaca seakurat shunt ammeter.

4. Ohm Meter

Ohm meter digunakan untuk mengukur nilai tahanan didalam rangkaian. Ohm meter tersebut mempunyai suplai arus sendiri yaitu dari battery kering, dihubungkan secara pararel dengan beban yang akan diukur.

Jangan menhubungkan ohmmeter ini dengan beban yang mempunyai arus atau tegangan dan selalu mematikan switchnya jika tidak dipakai.

5. Komponen-komponen elektronik dan listrik

Selama ini dikenal cukup banyak komponen-komponen elektronik, tetapi tidak akan dibahas secara keseluruhan. Secara garis besar komponen-komponen tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

* Komponen pasif

Komponen-komponen pasif adalah komponen yang tidak mengolah arus dan tegangan, melainkan hanya menaikkan atau menurunkan arus dan tegangan yang melaluinya. Contoh komponen pasif adalah resistor, capasitor dan transformer.

* Komponen aktif

Komponen-komponen aktif adalah komponen yang mengolah arus dan tegangan yang melaluinya. Contoh komponen aktif adalah diode dan transistornya.

a. Diode

Cara kerja komponen:

Jika anodanya lebih positif dibandingkan dengan katodanya maka arus akan mengalir (conduct) dari anoda ke katoda atau forward biased, tetapi jika kebalikannya atau reverse biased maka arus tidak bisa mengalir.

Diode ini dibuat dari bahan semikonduktor jenis P dan digabungkan dengan semikonduktor jenis N, sehingga terbentuklah depletion layer. Untuk melewati depletion layer tersebut diperlukan tegangan perintang, yang besarnya tergantung dari material diodenya (jika dibuat dari silikon tegangan jatuhnya 600 mV, sementara germanium 100 mV).

https://pernando413.blogspot.com/2020/12/teori-dasar-kelistrikan-teknik-mesin_25.html

b. Transistor

Ada dua macam tipe transistor yaitu: bipolar transistor dan field efect transistor. Transistor yang banyak dipakai oleh komponen-komponen elektronik caterpillar adalah tipe bipolar, jadi pembahasan dititik beratkan pada tipe bipolar tersebut.

Transistor terbuat dari tiga buah semikonduktornya secara berseling, yaitu jika semikonduktornya yang ditengah adalah jenis P, sedang yang mengapitnya adalah semikonduktor jenis N, maka transistornya disebut NPN.

Tetapi jika semikonduktornya yang ditengah jenis N, sedang yang mengapitnya semikonduktor jenis P, maka transistornya disebut tipe PNP.

Cara kerja transistor adalah:

* Tipe NPN, jika basenya diberi arus positif yang kecil, maka arus negatif yang besar dari collector mengalir menuju emitter. Sedangkan jika arus positifnya berubah menjadi negatif maka arusnya akan berhenti mengalir.

* Tipe PNP, jika basenya diberi arus negatif yang kecil, maka arus positif akan mengalir dari emitter kecollector. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.

https://pernando413.blogspot.com/2020/12/teori-dasar-kelistrikan-teknik-mesin_25.html