Skematik Elektrik Mesin
Seorang servicemen yang handal dalam melakukan troubleshooting yang benar didalam sistem kelistrikan harus menguasai beberapa aspek yaitu:
- Mampu dalam membaca wiring atau skematik elektrik.
- Mampu menggunakan diagnostik tool dengan baik.
- Mampu mendiagnosa sistem operasi dari komponen-komponen elektrik.
- Menggunakan literatur yang tepat.
Oleh karena alasan itulah maka membaca wiring merupakan hal yang penting dalam troubleshooting pada sistem kelistrikan. Sebelum memasuki topik tersebut sebaiknya dimengerti dahulu mengenai perawatan kabel.
I.Wire Maintenance (Perawatan kabel)
Seperti diketahui pada unit caterpillar banyak menggunakan sistem yang dikontrol secara elektronik, oleh sebab itu tidak boleh sembarangan dalam mengerjakan kabel - kabelnya, karena sistem pengontrolan secara elektronik manggunakan arus atau tegangan yang sudah diatur oleh kontrolnya.
Dengan kata lain jika menggunakan sembarangan kabel maka akan berpengaruh terhadap sistimnya sehingga pengontrolannya menjadi tidak sempurna. Didalam skematik elektrik terdapat berbagai informasi penting, antara lain:
- Letak komponen.
- Nomor AWG pada kabel.
- Tipe dari konektornya yaitu: sure seal, deutch connector atau VE dan MS.
- Nilai tahanan dari selenoid yang dipakai.
- Nilai actuate dan deactuate dari switch-switch yang terpakai.
- Daftar kode-kode problem atau bermasalah (MID, CID, dan FMInya) jika ada.
Dan banyak informasi lain yang bertujuan untuk memudahkan kita dalam menelusuri arus dan tegangan. Pada skematik juga akan dijumpai simbol-simbol elektrik yang dipakai dan kode warna kabel.
Contoh simbol-simbol elektrik antara lain:
II. Komponen-komponen yang dikontrol secara elektronik
Pada saat sekarang ini mesin caterpillar yang menggunakan komponen-komponen elektronik yang dikontrol oleh elektronik. Alasan penggunaan teknologi tersebut adalah sistem tersebut memiliki banyak keunggulan dibanding dengan sistem yang dikotrol secara mekanikal.
Keunggulan - keunggulan tersebut antara lain:
- Menghilangkan hubungan lingkage secara mekanikal, sehingga lebih praktis.
- Memudahkan servicemen melakukan troubleshooting.
- Data-datanya bisa disimpan secara komputerisasi sehingga dapat dengan mudah digunakan lagi pada waktu yang berlainan untuk pendeteksian masalah yang ada.
- Proses untuk merubah kestandard yang lebih tinggi (upgrade) dapat dengan mudah yaitu dengan pemograman secara komputerisasi.
- Dalam melakukan kalibrasi dan penyetelan bisa secara komputerisasi.
Adapun sistem pengontrolan secara elektronik ini menggunakan tiga syarat utama yaitu harus ada input, kontrol dan output yang masing-masing menjalankan fungsinya sehingga sistem bekerja dengan baik. Seorang serviceman harus mengeti sistem dari masing-masing pengontrol tersebut karena banyak jenis pengontrol yang di gunakan oleh caterpillar untuk masing-masing mesin.
III. Komponen Output
Komponen-komponen tersebut antara lain: Switch, sender dan sensor. Seorang serviceman harus bisa membedakan dan mengetahui cara kerja masing-masing komponen input tersebut untuk memudahkan troubleshooting.
* Switch
Banyak switch yang dipakai oleh sistem tersebut, tetapi semuanya mempunyai persamaan pada cara kerjanya pada dua posisi ON dan OFF atau Open dan Close, sehingga switch ini sering disebut sebagai two state devices.
Tipe-tipe switch tersebut adalah:
a. Uncommited switch
Switch ini memberikan informasi input pada kontrolnya untuk mengaktifkan lampu indicator pada panel dengan cara kerjanya close ke ground pada kondisi normalnya dan membuka hubungan keground pada kondisi abnormal.
Biasanya switch ini dipakai untuk memonitor tekanan, suhu, aliran dan ketinggian dari parameter-parameter yang dibutuhkan oleh sistemnya.
Contoh switch ini adalah: oil pressure switch, water temperature switch, coolant flow switch dan fuel level switch.
b. Programming Switch
Switch ini dipergunakan untuk merubah program kontrolnya, dengan merubah hubungan keground menjadi open atau sebaliknya pada konektor-konektor yang disediakan untuk itu. Sehingga kontrol tersebut bisa mengetahui model konfigurasi unit yang dipasangnya, hal ini perlu karena untuk membedakan karakteristik unit satu dengan lainnya.
Contoh switch ini adalah: harness code switch, unit switch dan lainnya.
c. Service switch
Switch ini diperlukan untuk melakukan perubahan mode operasi atau untuk melihat kode-kode probelm yang ada serta menghapusnya jika sudah di loggedkan oleh ECMnya. Contoh adalah: service connector switch yang dihubungkan keservice tool untuk mengakses data-datanya dari kontrol tersebut.
IV. Sender
Sistem monitoring caterpillar menggunakan dua tipe sender sebagai input untuk menginformasikan kepada kontrol.
Dua tipe sender adalah :
a. Sender 0 sampai 240 Ohm
Sender ini mengirim perubahan output dari nilai tahanan yang diakibatkan dari perubahan nilai parameter yang dipantaunya. Parameter yang menggunakan sender ini adalah: fuel level sender.
Module main display menghitung nilai tahanan dari outputnya sender tersebut dan merubahnya menjadi display indormasi pada module gauge clusternya atau alert indicator atau kedua-duanya.
b. Sender 70 sampai 800 Ohm
Sender ini juga mengirim perubahan nilai tahanan kekontrolnya atas dasar dari perubahan parameter yang dipantaunya, biasanya untuk memonitor temperature. Sender ini juga disebut NTC (negative temperature coefisient) atau perubahan nilai maksimum dan minimumnya dari nilai tahanannya berbanding terbalik dengan pembacanya. Bentuk fisik dari sender tersebut bisa dilihat dibawah ini.