Jenis Jenis valve Pada Sistem Hidrolik ( Sesi Ketiga )

1. Make up Valve

Make-up valve pada gambar dibawah, terlihat mirip check valve. Make-up valve biasanya terletak di circuit antara implement dan tangki. Pada saat operasi normal, pump atau cylinder oil akan mengisi ruangan dibelakang make-up valve. 

Pressure didalam cylinder akan menjaga valve tetap closed. Pada cylinder pressure sekitar 2-Psi lebih rendah dari tank pressure, make-up valve akan terbuka, oil dari tangki akan membypass pompa dan mengalir secara langsung melalui makeup valve menuju cylinder.

https://pernando413.blogspot.com/2020/10/jenis-jenis-valve-pada-sistem-hidrolik_29.html

Make-up valve dipakai untuk mencegah cavitation, sebagai contoh pada saat loader bucket berada pada posisi raised dan operator menggerakkan control keposisi full loader, maka gaya gravitasi bumi dan bucket ditransmit melalui cylinder piston ke return oil.

Kenaikan pressure pada return oil akan menaikkan flow dari cylinder, pada saat cylinder pressure memindahkan return oil lebih cepat dari pompa yang dapat mengirimkan oil untuk memindahkan piston, maka akan terjadi kevakuman dicylinder dan saluran-salurannya. 
 
Kevacuman dapat menyebabkan cavitasi pada cylinder dan salurannya turun sampai 2 Psi kurang dari tank pressure, maka makeup valve akan membuka dan memungkinkan tank oil mengalir melalui makeup valve menuju kesaluran dan cylinder. Langkah ini akan mencegah cavitation didalam cylinder dan saluran-salurannya.

2. Selenoid Actuated Control Valve

a. Selenoid actuator

Pada sebuah selenoid actuator, medan electromagnetic akan menggerakkan armature yang mana akan dipakai untuk menggerakkan push pin. Push pin akan menggerakkan valve spool.

https://pernando413.blogspot.com/2020/10/jenis-jenis-valve-pada-sistem-hidrolik_29.html
 
Ada dua selenoid actuator yang populer yaitu air gap dan wet armatured:

*Air gap selenoid
Sebuah air gap selenoid diperlihatkan pada gambar diatas, saat coil mendapatkan arus, akan timbul medan electromagnet. Seperti halnya medan magnet akan ditimbulkan bilamana arus listrik mengalir melalui sebuah kawat. Bila kawat lurus, maka medan magnetnya akan relatif kecil.

Bilamana kawatnya dililit menjadi sebuah coil, maka medan electromagnetic akan menjadi lebih kuat. Medan magnet tersebut akan membentuk garis-garis lingkar disekeliling coil. Semakin besar jumlah lilitan, medan magnet semakin kuat.

Saat aliran arus listrik melalui coil tetap, medan electromagnet akan menjadi sangat kuat seperti yang terjadi pada magnet permanen. Medan electromagnet akan menarik armature. Armature akan menggerakkan push pin dan push pin akan menggerakkan valve spool didalam control valve.

Air gap selenoid dilindungi oleh sebuah cover, air gap selenoid juga mempunyai fasilitas manual override. Manual override memungkinkan valve diaktifkan secara manual bilamana selenoidnya rusak. Sebuah metal pin kecil ditaruh dicover, posisi dari pin sejajar dengan armature. Pada saat pin ditekan kedalam cover, maka pin secara mechanical akan menggerakkan armature. Kemudian armature akan menggerakkan push pin yang mana akan menggerakkan spool.

* Wet armature selenoid
Wet armature selenoid dalam gambar dibawah merupakan komponen relatif baru dalam hydraulic system. Wet armature selenoid terdiri dari frame yang berbentuk seperti panjang, coil, tube, armature, push pin dan manual override. Tubenya masuk pas kedalam sebuah lubang yang melalui pusat coil dan dua sisi framenya.

Armaturenya sendiri diletkkan didalam tube dan terendam oleh hydraulic fluid dari directional valve. Hydraulic fluid merupakan konduktor yang lebih baik dari magnet electromagnet dibandingkan dengan udara. Oleh karena itu Wet armature selenoid mempunyai force yang lebih besar dibandingkan dengan air gap selenoid.

Pada coil diberikan arus listrik, akan timbul medan electromagnet. Medan electromagnet akan menggerakkan armature, armature akan menggerakkan push pin dan push pin akan menggerakkan valve spool dalam control valve. Pada sebuah Wet armature selenoid, selenoid override terletak pada ujung tube yang juga merupakan housing dari armature dan push pin. Manual override digunakan untuk mengecheck pergerakan dari directional valve spool.

https://pernando413.blogspot.com/2020/10/jenis-jenis-valve-pada-sistem-hidrolik_29.html

Apabila terjadi kerusakan selenoid karena spoolnya jammed, maka pergerakan spool dapat dicheck dengan mendorong masuk manual override. Manual override juga bisa digunakan untuk memutar actuator tanpa mengenergize electrical control system.

* Selenoid controlled, spring offset, pilot operated, two position, 4-way directional control valve
Dalam gambar dibawah memperlihatkan selenoid controlled, spring offset, pilot operated, two position, 4-way directional control valve. Selenoid controlled, spring offset, pilot operated, two position, 4-way directional control valve tidak selamanya dipasang dengan dua selenoid.

Selenoid digunakan untuk menggerakkan pilot valve spool, valve spool kembali keposisinya semula dengan sebuah spring. Saat systemnya didesign untuk oil flow yang lebih besar. Gaya utama diperlukan untuk menggerakkan valve spool yang besar. 

Pada tipe valve seperti ini, sebuah selenoid controlled pilot valve yang relatif lebih kecil ditaruh diatas main valve spool yang lebih besar. Saat shifting diperlukan, oil yang bertekanan akan mengalir dari small selenoid controlled pilot valve kesisi yang lain dari valve spool yang lebih besar.

https://pernando413.blogspot.com/2020/10/jenis-jenis-valve-pada-sistem-hidrolik_29.html
 
* Selenoid controlled, pilot operated, three position, 4-way directional control valve
Pada gambar dibawah menunjukkan selenoid controlled, spring offset, pilot operated, two position, 4-way directional control valve. Pilot valve di control oleh dua selenoid valve. Pilot valve juga mempunyai sebuah spring yang terletak pada masing-masing ujung dari valve spool.

Bilamana tak satupun selenoid yang energize, maka valve spool spring menahan valve spool pada posisi center. Saat pilot valve berada pada posisi center, pilot oil flow yang menuju kecontrol valve yang lebih besar diblocked. Spring yang berada pada ketiga posisi directional control valve akan mengembalikan posisi contol spool keposisi center.

https://pernando413.blogspot.com/2020/10/jenis-jenis-valve-pada-sistem-hidrolik_29.html

Centering spring kebanyakann diartikan untuk mencenter posisi directional valve spool. Control valve mempunyai spring yang terletak pada ujung masing-masing spool. Pada saat pilot pressure dialirkan kesalah satu ujung dari valve spool, maka valve spool akan bergerak dan menekan spring pada ujung yang lainnya. Pada saat pilot pressure didari, spring akan mengembalikan spool keposisi center.

* Selenoid Failure
Kebanyakan kerusakan dari selenoid actuator saat valve stuck, valve spool yang stuck akan mencegah armature menutup secara benar. Kebanyakan valve tuck disebabkan oleh contamination. Kotoran seperti lumpur, bram, dan partikel yang lain akan tersangkut antara spool dan bore yang menyebabkan spoolnya macet. 

Juga partikel oil yang teroksidasi bisa menimbulkan bahan yang melengket yang dapat menyumbat clereance antara spool dan dingding bore sehingga menyebabkan macet terhadap borenya.

Lumpur, bram dan partikel yang lain bisa dicegah dengan menggunakan filter, penggunaan oil yang benar dan penggantian filter yang teratur dapat membantu mengurangi problem. Pada saat valve stuck dan selenoid dienergize, selenoid coil menerima aliran arus listrik yang konstan yang akan menghasilkan panas yang berlebihan.

Selenoid tidak didesign untuk meniadakan panas yang berlebihan, akibatnya coilnya bisa terbakar. Permasalahan overheating sering terjadi pada saat temperatur udara luar yang cukup tinggi atau terjadi system low voltage. 

Selenoid rusak karena temperatur udara luar yang cukup tinggi bisa dicontrol dengan meningkatkan aliran udara melalui selenoid. temperatur dari oli hydraulic dapat dirutunkan supaya lebih banyak panas yang diserap dari selenoid melalui hydraulic system.

Kadang-kadang design valve yang berbeda bisa dipasang pada saat beroperasi dicuaca yang sangat panas. Harus dibuat pengaturan yang cukup bagus untuk membuat system beroperasi pada temperatur yang lebih rendah.

Pada saat voltage kecoil terlalu rendah, medan electromagnet tidak cukup kuat untuk menarik armature. Cuma pada saat spoolnya stuck, arus listrik akan terus mengalir melalui coil. Aliran arus listrik yang konstan ini bisa menimbulkan panas yang berlebihan.

Faktor lain juga mempengaruhi operasi dan umur dari selenoid actuator, selenoid actuator bisa rusak bilamana terjadi perputaran arus listrik yang berlebihan, seperti short circuit frekuensi dan voltage yang salah.

* Spring offset, selenoid controlled, two posisition, 4-way valve
Iso symbol pada gambar dibawah bagian atas, memperlihatkan spring offset derectional control valve yang terlihat pada normal position. Pump oil mengalir ke A dan oli di B mengalir ke tangki. Pada saat selenoid dienergize, selenoid akan menggerakkan valve terhadap spring. Pump oil kemudian mengalir ke B dan oil di A mengalir ke tangki.

https://pernando413.blogspot.com/2020/10/jenis-jenis-valve-pada-sistem-hidrolik_29.html

* Selenoid controlled pilot operated, spring centered, three position, 4-way, closed centered valve.
Di iso symbol gambar diatas pada bagian bawah, selenoid controlled pilot operated, spring centered, three position, 4 way, closed centered valve terlihat pada posisi normal. 
4 port semuanya diblocked divalve. Bila selenoid disebelah kanan dienergize, pump oil mengalir ke A dan oil di B mengalir ke tangki.