Jenis Tes Sistem Udara ( Type of Air System Tests ) Pada Mesin Diesel

https://pernando413.blogspot.com/2020/09/jenis-tes-sistem-udara-type-of-air.html
 
Perubahan jumlah aliran udara masuk (Air intake) atau gas buang (exhaust) pada mesin, akan berpengaruh pada kemampuan mesin (performace). Untuk mengetahui apakah air system tersebut berfungsi dengan baik, yaitu dengan cara:

1. Memeriksa air filter indicator.

2. Mengukur tekanan udara yang masuk kedalam silinder (boost pressure).

3. Memeriksa asap gas buang (smoke density test).

4. Memeriksa gangguan atau hambatan aliran udara masuk (inlet restriction).

* Air filter indicator

Adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui kondisi saringan udara (air filter) buntu atau tidak. Pemasangan atau penempatan alat ini disesuaikan dengan kondisi dari aplikasi mesin, yaitu ada yang dicabin, mesin compartment atau air filter housing.

* Indicator reading

Air restriction mempunyai tiga tanda pembacaan yaitu hijau, kuning dan merah. Alat ini dapat direset setiap saat untuk mengembalikan keposisi normal jika terjadi pergeseran kondisi dari hijau ke kuning atau merah, akibat tingkat kebuntuan pada filter.

Periksa elemen saringan udara (air filter element), apabila terjadi pergeseran posisi diaphragm (zone replacing) pada indikator.

* Visually inspect air filter

Pemeriksaan secara visual untuk memastikan apakah filter buntu atau tidak, adalah dengan melihat dan memperhatikan keadaan dari diaphragm (warna) pada air indicator, yaitu:

- Hijau: filter dalam keadaan normal.

- Kuning: filter mulai mengalami sumbatan, periksa dan bersihkan.

- Merah: filter buntu, periksa dan bersihkan atau ganti dengan yang baru.

* Boost Pressure Test

Untuk mengetahui apakah cukup udara yang masuk kedalam silinder, yaitu dengan mengukur tekanan pada intake manifold (boost pressure). Alat ukur yang digunakan adalay caterpillar engine pressure gauge group.

Boost pressure: perbedaan tekanan antara tekanan atmosfer (atmospheric pressure) dan tekanan didalam intake manifold, dengan satuan lb/cm² gauge (psig).

Prosedur pengukuran boost pressure:
1. Pemasangan instrument harus dilakukan pada waktu mesin mati.

2. Lepas plug pada intake manifold, pasang adapter yang sesuai dan selang (line) yang tersedia. Pastikan lokasinya dengan mengecek pada service manual.

3. Lalu sambung ujung lainnya dari selang dimaksud, ke connector yang terdapat pada engine pressure gauge. Pilihlah gauge yang sesuai!

4. Hidupkan dan operasikan mesin sampai mencapai temperatur operasi.

5. Kemudian mesin dibebani sampai kondisi 100% beban (full load), bacalah boost pressure pada gauge dan bandingkan dengan spesifikasi pada service manual.

6. Jika terjadi boost pressure yang tidak sesuai atau dibawah spesifikasi, beberapa kemungkinan dapat disebabkan oleh filter buntu, kebocoran saluran masuk (intake manifold) antara klep masuk (intake valve) dengan compressor dari turbocharger dan lain sebagainya.

7. Periksa service manualnya
Pastikan dan periksalah dengan mengecek pada service manual atau special instruction, bagaimana atau mana gauge yang digunakan untuk mengukur boost pressure pada engine pressure gauge group.

Karena standar pengukuran boost pressure dinyatakan dalam skala in-H2O, maka gauge yang digunakan harus dengan skala in-H2O.

* Pengetesan Kepadatan Asap (Smoke density test)

Pengetesan kandungan atau kepadatan asap (smoke density test), adalah suatu cara untuk mengukur kesempurnaan proses pembakaran bahan bakar didalam mesin. Alat yang digunakan untuk mengukur dinamakan pengukur kepadatan asap “smoke density tool”. 

Alat ini dengan menggunakan sensor yang dipasang pada saluran keluar gas buang (exhaust stack), bekerja dengan mengukur jumlah sinar yang terhalang oleh asap ketika melalui sensor, hasil pengukurannya dinyatakan dalam persen (%).

Contoh:
Dari suatu hasil pengetesan smoke density, pada alat ukur (smoke density tool) terbaca 04, ini berarti 4 % dari cahaya yang tertahan atau terhalang oleh asap.

* Smoke density test procedure

Cara pengukuran kepadatan asap ini dinamakan “snap idle test” dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pasang sensor pada exhaust stack dan hidupkan mesin tanpa beban (low idle).

2. Tekan throttle gas (accelerator) beberapa kali, untuk membersihkan exhaust stack.

3. Sambungkan sensor pada ujung (top) dari stack dan dihubungkan dengan alat pengukur.

4. Hidupkan alat pengukur.

5. Naikkan putaran mesin sampai high idle rpm dan bacalah nilai nominal yang muncul. Lakukan beberapa kali dan catat data yang diperoleh.

6. Ambil data rata-rata dari hasil pembacaan.